Thursday, 5 March 2015
Tren 'Beg-Packers' Bikin Panas Masyarakat Asia, ini 5 Alasannya!
Posted by Tukang ketik on 13:51 in Artikel | Comments : 0
Ada kehebohan baru di dunia traveling, hal ini muncul dan mulai ramai dibicarakan di media sosial. Tentang sebuah tren yang baru muncul, yang disebut 'Beg-packers'. Kalau selama ini kamu sering denger istilah backpacker, flashpacker, dan lain-lain, jangan heran dengan munculnya 'Beg-packers'.
Lalu, apakah 'Beg-packers' itu? Simpel. Sesuai namanya, mereka adalah traveler atau pejalan yang kemudian mengemis di jalan untuk mendapatkan uang yang akan digunakan untuk berbagai alasan. Ada yang bilang butuh uang untuk tiket pulang, ada yang bilang untuk keliling Asia, dan sebagainya. Intinya, mereka mengemis untuk kelangsungan wisata keliling Asia.
Dan pelakunya mayoritas adalah bule, turis asing asal Eropa atau mungkin Amerika Serikat, yang sedang berwisata di Asia. Dari foto-foto yang tersebar, 'Beg-packers' ini bisa ditemukan di Singapura, Bangkok, Hong Kong, Malaysia, Vietnam, dan sekitarnya.
Lalu, apa yang membuat masyarakat lokal di kota-kota tersebut berang dan mengecam tren ini? Mungkin ini alasannya.
1. 'Beg-packers' merebut uang dari orang yang lebih membutuhkan
Ini masuk akal, kita tahu orang biasanya mengemis karena memang tidak mampu bekerja atau cacat dan mereka butuh uang untuk makan. Mungkin juga untuk biaya rumah sakit atau uang sekolah karena benar-benar enggak mampu dan mendesak. Terus, kalau orang malah ngasih duit ke 'Beg-packers', yang ngasih ke pengemis kelaparan siapa?
2. Traveling dianggap hal mewah
Bagi sebagian orang ini ada benarnya, apalagi kalau traveling-nya sampai jauh-jauh ke luar negeri. Seperti yang dilakukan turis bule. Bukankah butuh modal lumayan gede untuk terbang ke Asia, masa sesampainya di destinasi malah minta-minta duit? Yakin, beneran enggak punya duit? Apalagi kita tahu biaya hidup di Asia jauh lebih murah daripada Eropa.
3. Kalau punya kamera mahal, kenapa minta-minta?
Ini juga yang menjadi kecaman masyarakat lokal. Kebanyakan 'Beg-packers' ini mengamen dengan peralatan cukup mahal, bahkan ada yang menjual kartu pos sambil memajang kameranya di lantai. Kalau memang enggak punya duit, kenapa enggak dijual aja itu gadget-nya?
4. Melanggar peraturan dan ketertiban di wilayah setempat
Ini juga penting banget. Kita enggak bisa sembarang mengemis di semua tempat semau kita. Di Indonesia aja pengemis masih suka digerebek, apalagi di Singapura yang negaranya ketat banget? Nah, banyak yang merasa kalau ulah 'Beg-packers' ini tidak menghormati peraturan yang ada dan berbuat seenaknya mentang-mentang traveler. Hm, kesannya traveler itu bisa bebas ngapain aja dan tetap dianggap keren, ya?
5. Mencontohkan hal yang tidak baik
Selain menunjukkan perbuatan melanggar peraturan, tren ini juga dianggap mencontohkan hal tidak baik. Traveler dianggap boleh menghalalkan segala cara demi kelangsungan gaya hidup nomaden keliling Asia. Terus gimana kalau semua orang rame-rame ikutan dan jalanan penuh dengan traveler minta-minta?
Menurut kamu gimana dengan tren ini? Apa kamu setuju dengan kelakukan turis-turis bule di atas? Kalau ini terjadi di Indonesia bagaimana?